- Pengertian Anggapan Dasar
Menurut
Prof. Dr. Winanto surakhamd M.Sc.Ed. anggapan dasar atau postulat
adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik. Setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda.
Seorang penyelidik mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar orang lain
diterima sebagai kebenaran. Dari contoh kehidupan sehari-hari orang yang
berkata bahwa orang yang banyak makan akan menjadi gemuk. Yang ada
dibalik ucapan itu adalah suatu anggapan bahwa semua yang dimakan orang
tentu dapat dicerna, kemudian berubah menjadi otot dan lemak. Inilah
sebabnya maka orang menjadi gemuk.
Jadi
anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang akan berfungsi sebagai hal yang digunakan untuk tempat berpijak
bagi peneliti di dalam melaksanakan penelitiannya dalam pembuatan
anggapan dasar yang harus diperhatikan adalah:
1) Membaca buku
2) Mendengarkan berita
3) Berkunjung ke tempat obyek penelitian
4) Dengan mengadakan abstraksi.
Manfaat dalam pembuatan anggapan dasar adalah
1) ada pijakan berfikir yang kokoh
2) untuk mempertegas variable
3) guna menentukan dan merumuskan hipotesis
2. Pengertian Hipotesis.
Secara etimologi, hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu ‘hypo” yang berarti lemah dan “thesis” yang berarti pernyataan.
Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang
belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Menurut
Kerlinger (2004:30) hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Menurut Donal Ary, et. al (1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:
a. Hipotesis yang baik menunjukan bahwa peneliti memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
b. Dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interprestasinya.
Good
dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran
atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat
menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang
diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Jadi Hipotesis, secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi dalam penelitian.
B. Kegunaan Hipotesis
Kegunaan hipotesis antara lain [1]:
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
- Jenis-Jenis Hipotesis
Hipotesis
dapat dibedakan berdasarkan penempatannya dan berdasarkan rumusannya.
Adapun jenis-jenis hipotesis dijelaskan berikut ini.
a. Berdasarkan Penempatannya
Berdasarkan
penempatan atau posisinya, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Kedua hipotesis tersebut
diuraikan sebagai berikut:
1) Hipotesis Penelitian
Hipotesis
penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua atau studi kepustakaan
setelah kajian teori yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Hipotesis
penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan perumusan masalah
penelitian yang telah ditetapkan, karena hipotesis ini sifatnya hanya
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Misalnya, Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan
hasil belajar matematika siswa.
2) Hipotesis Statistik
Hipotesis
statistik biasanya ditempatkan pada bagian akhir bab ketiga atau bab
yang berkaitan dengan analisis data. Hipotesis ini dinyatakan dalam
bentuk simbol statistik. Hipotesis statistik hanya bekerja dengan
menggunakan sebagian data yang diambil dari populasi atau data sampel.
Apabila penelitian dilakukan terhadap keseluruhan anggota populasi maka
tidak perlu ada hipotesis statistik. Hipotesis statistik bertujuan untuk
menguji hipotesis penelitian dengan menggunkan data yang diambil
sebagian dari populasi atau data sampel yang hasilnya diberlakukan pada
populasi.
b. Berdasarkan Rumusannya
Berdasarkan rumusan dalam suatu penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis nol (null hypotheses) dan hipotesis kerja (alternative hypotheses). Kedua jenis hipotesis ini diuraikan sebagai berikut.
1) Hipotesisi Nol
Hipotesis
nol menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan antara variabel
dengan variabel lain atau tidak adanya pengaruh variabel terhadap
variabel lain. Hipotesis nol biasanya disingkat dengan H0.
Contoh:
1. Tidak terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.
2. Tidak terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.
3. Tidak terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.
2) Hipotesis Kerja atau Alternatif
Hipotesis
kerja atau disebut juga sebagai hipotesis alternatif menyatakan adanya
hubungan atau perbedaan antara variabel dengan variabel lain atau adanya
pengaruh variabel terhadap variabel lain. Hipotesis alternatif biasanya
disingkat dengan Ha atau H1.
Contoh:
1. Terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.
2. Terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.
Terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.
- Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
- Menggali dan merumuskan hipotesis
Dalam menggali hipotesis, peneliti harus [2]:
1) Mempunyai
banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan
banyak membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan.
2) Mempunyai
kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek
serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang
sedang diselidiki.
3) Mempunyai
kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang
sesuaia dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.
Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :
1) Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
2) Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
3) Imajinasi dan angan-angan
4) Materi bacaan dan literatur
5) Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
6) Data yang tersedia
7) kesamaan.
Sebagai kesimpulan , maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan sebagai berikut :
1) Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2) Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan.
3) Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
4) Hendaknya dapat diuji
5) Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
DAFTAR PUSTAKA
Furchon, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya: 1982
0 komentar:
Posting Komentar